Aminofilin
adalah jenis teofilin yang berikatan dengan suatu substantial kimia
(etilendiamin) yang membuatnya menjadi lebih larut dengan air.
Aminofilin adalah jenis teofilin yang diberikan dalam bentuk injeksin
namun sangat perih dan iritasi jika diberikan melalui suntikan
intramuskular.
- Nama & Struktur Kimia
|
:
|
Theophyllinum et Ethylenediaminum. (C7H8N4O2)2,C2H4(NH2)2
|
- Sifat Fisikokimia
|
:
|
Serbuk
berwarna putih atau sedikit kekuningan. Bersifat anhydrous atau tidak
mengandung lebih dari 2 molekul air. Aminofilin mengandung tidak
kurang dari 84.0% dan tidak lebih dari 87.4% teofilin anhydrous, serta
mengandung 13.5% sampai 15% anhydrous ethylenediamine. Larut dalam
air (larutan menjadi keruh akibat pengaruh karbon dioksida), tidak
larut dalam dehydrated alkohol. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya. (1)
|
- Keterangan
|
:
|
Larutan Aminofilin bersifat basa. Apabila pH
|
Golongan/Kelas Terapi
Obat Untuk Saluran Napas
Nama Dagang
- Amicain
|
- Aminophyllinum (5,6)
|
|
|
|
|
Indikasi
Asma dan penyakit paru obstruksi kronis.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Cara pemberian
1. Oral : dapat digunakan bersama dengan makanan maupun tidak
2. Intravenous:
* Dapat diberikan dengan injeksi lambat IV bolus atau dapat diberikan dengan infus
* Jangan dicampur dengan obat lain didalam syringe
* Hindari penggunaan obat-obat yang tidak stabil dalam suasana asam bersamaan
dengan aminofilin
* Jangan digunakan jika terdapat kristal yang terpisah dari larutan
Dosis :
Dewasa
: Asma akut berat yang memburuk dan belum mendapat terapi dengan
Teofilin. Injeksi IV pelan : 250-500mg (5 mg/kg) (diinjeksikan lebih
dari 20 menit) dengan monitoring ketat, selanjutnya dapat diikuti dengan
dosis pada asma akut berat
Dewasa : Asma akut berat : IV infus 500 mcg/kg/jam (dengan monitoring ketat) disesuaikan dengan konsentrasi plasma Teofilin.
Anak-anak
: Asma akut berat yang memburuk dan belum mendapat terapi dengan
Teofilin. Injeksi IV pelan : 5 mg/kg (diinjeksikan lebih dari 20 menit)
dengan monitoring ketat, selanjutnya dapat diikuti dengan dosis pada
asma akut berat. Anak-anak : Asma akut berat: IV infus: anak usia 6
bulan - 9 tahun 1mg/kg/jam anak usia 10 - 16 tahun 800 mcg/kg/jam
disesuaikan dengan konsentrasi teofilin dalam plasma.
Farmakologi
Absorpsi : Oral, tablet: waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar
puncak 10 mcg/mL (range 5-15 mcg/mL) adalah 1-2 jam setelah pemberian
dosis 5mg/kg pada dewasa. Adanya makanan tidak mempengaruhi absorpsi.
Distribusi : Vd: 0.45 L/kg (range 0.3 L/kg-0.7 L/kg). Protein binding: 40%, khususnya dengan albumin.
Metabolisme : Hepatic; isoenzyme P450 CYP1A2, CYP2E1, CYP3A3; pasien
lebih dari 1 tahun, 90% metabolisme terjadi di hati. Metabolit aktif:
3-methylxanthine; caffeine (tidak ditemukan pada pasien dewasa, diduga
dapat terakumulasi pada neonatus dan dapat menyebabkan efek
farmakologi).
Ekskresi : Pada ginjal: (pasien dengan usia lebih dari 3 tahun), 10%
tidak berubah; (neonatus), 50% tidak berubah. Teofilin, terdialisis pada
hemodialysis; tidak terdialisis pada peritoneal dialysis.
3-methylxanthine, Ginjal: (pasien dengan usia lebih dari 3 tahun),
merupakan rute utama.
Stabilitas Penyimpanan
Sediaan oral: Tablet harus di simpan pada suhu ruang 20°C-25°C,
terlindung cahaya dan lembab. Sediaan parenteral: Simpan pada suhu
15°C-30°C, terlindung dari cahaya. Simpan dalam kardus sampai pada waktu
ingin digunakan. Aminofilin merupakan larutan yang stabil pada suhu
ruangan. Pada pH 3.5-8.6, stabilitas dalam suhu kamar pada konsentrasi
tidak kurang dari 40 mg/mL dapat dijaga hingga 48 jam. Stabilitas
Aminofilin dalam plastic syringes ± 5 jam. Aminofilin bersifat basa (pH
sekitar 8.8) sehingga memiliki kecenderungan untuk meluluhkan plastik
dan karet, oleh karena itu tidak direkomendasikan penyimpanan dalam
plastic syringes dalam waktu lama.Larutan tidak boleh digunakan bila
terjadi perubahan warna atau bila terbentuk kristal.
Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap teofilin dan ethylendiamine.
Efek Samping
Efek samping yang sering terjadi : Saluran cerna : diare, mual dan
muntah; Neurologi : pusing, sakit kepala, insomnia, dan tremor; Renal :
diuresis;
Efek samping serius : Cardiovascular : Atrial fibrilasi, Bradiaritmia
apabila administrasi terlalu cepat dapat menyebabkan Cardiac arrest,
Takiaritmia Dermatologic : Erythroderma; Gastrointestinal : Necrotizing
enterocolitis in fetus OR newborn; Immunologic : Immune hypersensitivity
reaction; Neurologic : perdarahan pada intracranial, kejang. (2)
Interaksi
Dengan Obat Lain :
Obat-obat
yang dapat meningkatkan kadar Teofilin: Propanolol, Allopurinol
(>600mg/day), Erythromycin, Cimetidin, Troleandomycin, Ciprofloxacin
(golongan Quinolon yang lain), kontrasepsi oral, Beta-Blocker, Calcium
Channel Blocker, Kortikosteroid, Disulfiram, Efedrin, Vaksin Influenza,
Interferon, Makrolida, Mexiletine, Thiabendazole, Hormon Thyroid,
Carbamazepine, Isoniazid, Loop diuretics. Obat lain yang dapat
menghambat Cytochrome P450 1A2, seperti: Amiodaron, Fluxosamine,
Ketoconazole, Antibiotik Quinolon).
Obat-obat yang dapat menurunkan kadar Teofilin: Phenytoin, obat-obat
yang dapat menginduksi CYP 1A2 (seperti: Aminoglutethimide,
Phenobarbital, Carbamazepine, Rifampin), Ritonavir, IV Isoproterenol,
Barbiturate, Hydantoin, Ketoconazole, Sulfinpyrazone, Isoniazid, Loop
Diuretic, Sympathomimetics.
Dengan Makanan :
Hindari konsumsi Caffein yang berlebihan. Hindari diet protein dan
karbohidrat yang berlebihan. Batasi konsumsi charcoal-broiled foods.
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan :
Termasuk dalam kategori C. (2) Teofilin dapat melewati plasenta, efek
obat yang tidak dikehendaki dapat terlihat pada bayi yang baru lahir.
Metabolisme Teofilin dapat mengalami perubahan selama kehamilan sehingga
perlu dilakukan pemantauan kadar Teofilin dalam darah.
- Terhadap Ibu Menyusui :
Tereksresi pada air susu. American Academy of Pediatrics menyatakan
"compatible with breastfeeding".2,4 Pengaruh terhadap bayi kecil.
- Terhadap Anak-anak :
Neonatus (term and premature), anak - anak dibawah satu tahun mengalami
penurunan clearance; risiko terjadinya "fatal theophylline toxicity"
meningkat.
- Terhadap Hasil Laboratorium :
Teofilin menyebabkan reaksi positif palsu terhadap peningkatan kadar
asam urat apabila diukur dengan menggunakan metode Bittner atau
Colorimetric tetapi tidak demikian halnya apabila diukur dengan
menggunakan metode Uricase. Penelitian in vitro yang telah dilakukan
dengan metode pengukuran menggunakan spektrofotometri menunjukkan
peningkatan palsu kadar teofilin dalam darah akibat pengaruh penggunaan
furosemide, sulfathiazole, fenilbutazon, probenesid, theobromin, kafein,
coklat, dan asetaminofen. Tidak demikian halnya apabila metode
pengukuran yang digunakan adalah HPLC.3
Parameter Monitoring
1. Penurunan gejala asma
2. Test fungsi paru
3. Serum Teofilin (rentang normal: 10-20 mcg/mL).
Bentuk Sediaan
Tablet 225 mg, Ampul 10ml
Tablet 225 mg, 350 mg.
Injeksi : 25 mg/ml, dalam 10 ml.
Peringatan
1.usia: neonatus (term and premature), anak - anak dibawah satu tahun, usia lanjut (lebih dari
60 tahun) mengalami penurunan clearance; risiko terjadinya "fatal theophylline toxicity"
meningkat.
2.active peptic ulcer; memperparah ulcer
3.cardiac arrhythmias (tidak termasuk bradiaritmia);memperparah keadaan
4.penggunaan obat lain yang menghambat atau mempengaruhi metabolisme teofilin ;
meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping yang
fatal
5.congestive heart failure; mengurangi clearance teofilin, meningkatkan risiko terjadinya efek
samping yang serius dan potensi efek samping yang fatal akibat keracunan teofilin
6.peningkatan dosis harus didasarkan pada kadar puncak theophyllin pada saat steady state
7.demam; 102 derajat Fahrenheit (38.8 derajat celcius) atau lebih yang terjadi selama 24 jam
(atau bahkan lebih), atau peningkatan suhu yang lebih rendah yang terjadi selama periode
waktu yang lama, penurunan clearance teofilin, meningkatkan risiko terjadinya efek
samping yang serius dan potensi efek samping yang fatal akibat keracunan teofilin
8.hipotiroid;menurunkan clearance teofilin, meningkatkan risiko terjadinya efek samping
yang serius dan potensi efek samping yang fatal akibat keracunan teofilin (8).
hipotiroid;menurunkan clearance teofilin, meningkatkan risiko terjadinya efek samping
yang serius dan potensi efek samping yang fatal akibat keracunan teofilin
9.penyakit hati, sirosis, hepatitis akut; mengurangi clearance teofilin, meningkatkan risiko
terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping yang fatal akibat keracunan teofilin
10. Pulmonary edema (acute) atau cor pulmonale, mengurangi clearance teofilin,
meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping yang
fatal akibat keracunan teofilin
11. Kejang memperparah kondisi yang sedang terjadi
12. Sepsis dengan kelainan multi-organ, mngurangi clearance teofilin, meningkatkan risiko
terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping yang fatal akibat keracunan
teofilin.
Mekanisme Aksi
Teofilin, sebagai bronkodilator, memiliki 2 mekanisme aksi utama di
paru yaitu dengan cara relaksasi otot polos dan menekan stimulan yang
terdapat pada jalan nafas (suppression of airway stimuli). Mekanisme
aksi yang utama belum diketahui secara pasti. Diduga efek bronkodilasi
disebabkan oleh adanya penghambatan 2 isoenzim yaitu phosphodiesterase
(PDE III) dan PDE IV. Sedangkan efek selain bronkodilasi berhubungan
dengan aktivitas molekular yang lain. Teofilin juga dapat meningkatkan
kontraksi otot diafragma dengan cara peningkatan uptake Ca melalui
Adenosin-mediated Chanels.2
Monitoring Penggunaan Obat
1.Perbaikan pada gejala asma,
2.Tes fungsi paru,
3.Rentang terapeutik teofilin adalah 10 sampai 20 mcg/mL,
4.Serum teofilin (ambil sampel darah pada waktu kadar puncak yang
diharapkan); setelah awal pemberian terapi, sebelum dosis ditingkatkan,
jika tanda terjadinya toksisitas Teofilin muncul,atau dengan terjadinya
perubahan status penyakit atau terapi obat.
sumber : http://namaobatrespirasi.blogspot.com/2010/11/aminofilin.html