Sabtu, 02 November 2013

Bersin Berulang, Indikasi Adanya Rhinitis Alergi

Mata gatal berair dan hidung tersumbat? Atau bersin berulang? Jangan salah artikan sebagai flu dan lantas mengonsumsi obat flu dalam jangka panjang karena bisa jadi Anda mengalami apa yang disebut sebagai rhinitis alergi. Berbeda dengan flu, rhinitis alergi bukan disebabkan oleh virus, melainkan timbul sebagai reaksi tubuh terhadap zat tertentu (allergen) dari luar tubuh.

Meski tidak membahayakan, penyakit yang juga dikenal dengan nama hay fever ini, tentu menimbulkan ketidaknyamanan pada para penderitanya akibat gejala dan keluhan berulang.

Ketika penderita rhinitis terpapar oleh allergen tertentu, tubuh akan melepaskan histamin dan menghasilkan beberapa reaksi alergi seperti sinus yang tersumbat, hidung meler; mata, hidung, tenggorokan, dan langit-langit mulut gatal; dan bersin yang hebat berulang kali.

Pada rhinitis dengan gejala ringan, aktivitas sehari-hari—termasuk tidur—penderita boleh jadi tidak terganggu seperti pada mereka dengan gejala rhinitis yang lebih berat.  Namun, yang lebih mengkhawatirkan, rhinitis alergi yang berat bahkan dapat memicu terjadinya serangan asma.
http://pnccenter.co.id/assets/img/upload/allergic%20rhinitis.JPG                                                             
Pengobatan Apa Saja yang Tersedia untuk Rhinitis Alergi?
Setelah mengetahui jenis allergen yang harus Anda hindari, tentu saja Anda wajib menghindarinya. Biasanya, dokter akan meresepkan sejumlah obat-obatan tertentu untuk mengendalikan gejala dan keluhan yang terjadi, beberapa diantaranya bisa jadi meliputi golongan antihistamin, kortikosteroid, Dekongestan, Cromolyn natrium, ipratropium (Atrovent) dan leukotriene modifier seperti montelukast (Singulair) atau Zafirlukast (Accolate).

Beberapa jenis obat-obatan tersebut dapat diberikan secara oral maupun disemprotkan pada hidung untuk mengendalikan gejala rhinitis alergi.
Meski begitu, konsumsi obat-obatan tersebut dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping yang cukup serius seperti mengantuk, iritasi hidung, polip hidung, peningkatan tekanan darah, insomnia, sakit kepala, mudah marah, mimisan, dan sakit tenggorokan.
Jika obat-obatan tersebut tidak membantu sama sekali, dokter akan merekomendasikan suntikan alergi (imunoterapi/terapi desensitisasi) secara regular dalam jangka waktu 3-5 tahun. Dalam prosesnya, sejumlah kecil allergen akan disuntikan pada tubuh Anda.
Diharapkan, tubuh akan membiasakan diri dengan allergen yang menyebabkan rhinitis Anda muncul. Dengan demikian, kebutuhan akan obat-obatan secara otomatis akan dikurangi.
Jenis pengobatan ini dinilai sangat efektif pada rhinitis yang disebabkan oleh bulu kucing, debu, tungau, dan serbuk sari tanaman. Selain itu, imunoterapi dapat mencegah perkembangan asma akibat rhinitis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar